Kamis, 24 Januari 2013

Sebaiknya Semua Unggas Dikandangkan

Ribuan unggas yang mati di Kabupaten Garut di antaranya disebabkan oleh keterlambatan pelaporan dari para peternak pada Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan, Kabupaten Garut.
Kasi Kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan, Kabupaten Garut, drh Dyah Savitri, mengatakan keterlambatan pelaporan ini terjadi pada kasus kematian massal unggas di Kecamatan Selaawi, Sukawening, Samarang, dan Banyuresmi, beberapa waktu lalu.
“Kematian unggas dalam jumlah banyak dan serentak di Selaawi serta Sukawening baru dilaporkan Januari ini. Padahal, kematiannya berawal sejak November 2012. Jadi, penyakitnya sudah menyebar luas dan ratusan yang mati,” kata Dyah di Kantor Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan, Kabupaten Garut, Kamis (17/1).
Menurut Dyah, hal serupa terjadi pada kasus di Samarang yang baru melapor 15 hari setelah wabah dimulai. Lebih parah, laporan mengenai kematian unggas di Banyuresmi baru diterima dinasnya awal 2013 padahal awal kejadiannya pada permulaan 2012.
Para peternak, ucapnya, seharusnya langsung melaporkan unggas yang mati mendadak atau mati serentak dalam jumlah banyak langsung pada UPTD Peternakan di setiap kecamatan. Dengan demikian, dinasnya bisa langsung terjun ke lapangan dan langsung melakukan isolasi unggas yang mati.
Dengan penanggulangan lebih awal, ucapnya, penyebaran penyakit dapat dicegah lebih mudah. Selain itu, penularan penyakit kepada manusia pun bisa dicegah.
“Mungkin para peternak berpikir kalau mereka bisa menanggulanginya sendiri dengan memberikan obat atau suplemen. Maklum saja karena mereka sudah puluhan tahun beternak unggas. Tapi, sekarang sudah beda. Banyak penyakit baru masuk ke Garut dan didukung dengan perubahan cuaca,” kata Dyah.
Selain 1.308 unggas yang mati di Kecamatan Samarang, 400 unggas mati di Kecamatan Selaawi dan 150 unggas mati di Kecamatan Sukawening. Kebanyakan, kata Dyah, disebabkan infeksi sekunder bakteri. Tidak satupun yang terdeteksi mengidap virus H5N1 atau virus flu burung.
Ia mengatakan, para peternak di Kabupaten Garut sangat mudah menerima unggas-unggas dari berbagai daerah lain untuk diternakkan di Garut. Karenanya, penularan penyakit dari daerah lain pun tidak dapat dihindari.
Penularan penyakit ini, katanya, dipermudah dengan sanitasi dan manajemen peternakan yang dilakukan para peternak. Selayaknya, semua unggas dikandangkan sehingga pasokan dan kualitas makanannya terjamin.
“Vaksin hanya diberikan pada unggas yang dikandangkan dan sehat. Kalau sudah sakit seperti ini, vaksin tidak akan berguna. Ya intinya memang manajemen peternakannya harus diperbaiki,” kata Dyah
 
Sumber : Tribun News
Sebaiknya Semua Unggas Dikandangkan 100%out of 100% based on 5 ratings. 5 user reviews.

Bagikan :

Kirim Update Artikel Terbaru Untuk
Sobat Falah Mulyana Langsung ke Email Sobat !

Artikel Terkait

Para pengurus Blog FALAH MULYANA Tidak selalu Online untuk memantau Komentar yang Masuk, Jadi tolong berikan Komentar Anda dengan Pantas dan Layak dikonsumsi oleh Publik. No SARA, SPAM dan Sejenisnya.